Malang, hari Kamis, 12 Desember 2024, walau hujan ringan menyelimuti, malam ini Pengajian Rutin Dua Pekan PRM Semanding tetap digelar di rumah bapak Heru Budiana, Perum Lebana Residence Blok D-8, Jalan Jambu Semanding Sumbersekar Kec. Dau Kab. Malang.
Ust. Abdul Wahid, M. Pd. sebagai Sekretaris Pimpinan Ranting Muhammadiyah (PRM) Semanding di awal Pengajian Rutin menyampaikan, bahwa pengajian kali ini dimulai dengan tradisi baru, yaitu membaca surat al-Fatihah secara bersama-sama, kemudian dilanjutkan dengan membaca beberapa ayat al-Quran. Tradisi tilawah bersama-sama ini dipimpin oleh Ust. Jaka Irawan, S.PdI., al-Hafidz.
Pengajian Rutin malam ini, tetap melanjutkan pembahasan tentang karakter dan sifat-sifat orang Yahudi yang termaktub dalam surat al-Baqarah. Ust Kahar Mansur, memulai kajiannya dengan menyinggung persoalan perjanjian yang diabadikan dalam al-Quran. Yang kemudian menjadi salah satu perjanjian yang sangat menyita perhatian. Miitsaqon Gholidha.
"Perbedaan kita dengan bani Israil adalah, kalau kita sudah cukup dengan cerita tentang neraka, kita ini sudah takut, tapi berbeda dengan bani Israil, sampai diancam dilimpahi gunung saja, mereka tetep pancet tidak mau beriman", pungkas Ust. Kahar.
Selanjutnya, dalam surat al-Baqarah ayat ke 65, tentang pelanggan bani Israil terhadap perjanjian di hari Sabtu (Sabat). Beberapa penafsiran menyebutkan, tidak menjadi Kera secara hakiki, tapi hatinya seperti karakter Kera. Tetapi juga ada yang menafsirkan memang menjadi Kera sungguhan, kemudian dibinasakan sampai tidak bisa berkembang biak. Bahkan, 'kutukan' ini tidak lebih dari sepekan.
Sebelum diakhiri pembahasan ini, ust. Kahar menyebutkan, salah satu larangan di hari Sabtu yang dilanggar oleh bani Israil adalah larangan berburu dan menjala, memancing ikan. "Hati-hati, ini bapak-bapak yang suka mancing, Jangan-jangan kita nurut bani Israil", kelakarnya.
Ya, kadang ujian keimanan itu tidak mesti menjaga dan menghindari sesuatu yang dilarang oleh Allah SWT. Tapi kadang kita berkomitmen terhadap sesuatu, seperti larangan menjala, memancing dan berburu di hari Sabtu bagi orang Yahudi. Yang kita tahu itu semuanya boleh dilakukan, tapi karena ini perjanjian, yang kemudian disebut sebagai ujian, maka tentu harus dihindari. "Dibalik ketetapan yang Allah SWT tetapkan, pasti ada ibrah di balik itu", tutur Ust. Jaka Irawan.
NetizMu: Lutfi Letvana
Komentar
Posting Komentar