Langsung ke konten utama

Hari Kiamat Perspektif Sains

Serial Ngasem (Ngaji Senin Malam) malam ini, Senin 20 Agustus 2024, mendatangkan pemantik diskusi yang agak berbeda. Biasanya, Ngasem rutin di Padepokan Hizbul Wathan (HW) Malang dibimbing langsung oleh ustadz Insan Muhtadawan, S.HI. Tetapi malam ini dipandu oleh Ir. Iis Siti Aisyah, ST., MT., Ph.D.

Ustadzah yang juga aktif sebagai Sekretaris Pimpinan Cabang Aisyiyah (PCA) Kecamatan Dau Kabupaten Malang, memulai memaparkan materinya dengan menyuguhkan bahwa Al-Quran yang berisi lebih dari enam ribu ayat itu mengandung ayat-ayat yang terkait dengan ilmu pengetahuan, termasuk ayat-ayat yang berhubungan dengan hari kiamat. Ayat-ayat ini dikenal dengan istilah ayat-ayat Kauniyah. Di samping juga banyak ayat-ayat yang terkait dengan prinsip-prinsip Islam yang asasi. Yang kemudian disebut sebagai ayat-ayat Qauliyah. 

Selanjutnya, beliau menyajikan teori-teori tentang penciptaan alam semesta. Mulai dari teori awal penciptaan alam semesta, kesesuaian rotasi berbagai macam bintang  dan planet, bahwa alam ini berawal dari satu, kemudian pecah dan meledak. Teori Big Bang, Super Nova, Black Hole, Nebula dan lain sebagainya. "Coba perhatikan di surah Ar-Rahman ayat 37 yang menceritakan dengan apik, bahwa pecahnya alam semesta itu digambarkan seperti bunga mawar merah yang sedang mekar", paparnya. 

Teori-teori itu, hampir rata menyebutkan bahwa, alam semesta ini berawal dari sesuatu yang 'kecil', kemudian meledak dengan dahsyat, lalu mengekspansi dengan berbagai macam wujud gugus bintang, menyebar-luas, lalu meredup dan pada akhirnya akan berhenti dan 'mati'. Inilah yang kemudian oleh astronom dan para peneliti disebut sebagai 'kiamat' alam semesta beserta isinya. 

Perspektif hari kiamat versi sains adalah hancurnya tata sistem alam jagat raya. Yang pada awalnya tersistem dengan apik, kemudian hancur tak tersistem. Gugus bintang dan planet 'melompat' dari garis edarnya, meredupnya energi dan gas-gas yang terkandung di dalamnya. Semuanya hancur tak beraturan. 


Hal ini sejalan dengan ayat-ayat yang terkait dengan hari kiamat. Misalnya, dalam Qs. Al-Takwir, dimana matahari akan terbelah, gugus bintang berjatuhan, dan gunung-gunung digulung. Tentu saja, ini semua sesuai dengan apa yang sudah digariskan dan sudah menjadi kehendak-Nya.

Lebih lanjut, sistem alam yang begitu apik, bisa menjadi rusak dan hancur jika ada sedikit perubahan. Perubahan itu yang akan merubah ekosistem dan kehancuran alam semesta. Hal itu sangat mudah bagi Allah SWT jika sudah berkehendak. 

Diakhir kajian, ustadz Insan Muhtadawan, S.HI., memberikan seteteman, bahwa hari kiamat merupakan rukun iman yang wajib kita imani. Hanya saja, kapan waktunya tidak ada seorang pun yang mengetahuinya.

Terkait dengan tanda-tanda hari kiamat, beliau menegaskan, "kita ini mencukupkan diri, dalam kaitannya dengan hari kiamat, harus berdasar pada Al-Quran yang sudah pasti kebenarannya. Bukan berdasar pada cerita-cerita yang masih kurang kuat validitasnya, walaupun itu dari hadits", pungkasnya. Lutfi Letvana

Komentar