Pengajian Rutin Bulanan PCM Dau
Pagi menjelang siang, hari Ahad 26 Mei 2024 Masehi bertepatan dengan 18 Dzulqaidah 1445 Hijriyah, Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) Dau dan Majelis Tabligh, menggelar Pengajian Rutin Bulanan. Pengajian kali ini bertempat di Aula Desa Tegalweru, Jl. Brawijaya Krajan Tegalweru Kecamatan Dau Kabupaten Malang, lokasi yang tidak jauh dari Mushalla Siti Aisyah, salah satu mushalla legend yang ada di lingkungan Muhammadiyah Dau. Bapak Nur Rahman, selaku ketua panitia, mengawali sambutannya dengan pantun yang berpesan agar tetap menjaga Sembah Yang (baca: Shalat), hal itu sangat penting karena shalat adalah tiang agama. Mas Rahman, sapaan akrab, juga menyampaikan selayang pandang tentang Pimpinan Ranting (PR) Tegalweru, sekaligus menyampaikan program-pogram dan kegiatan yang sudah dilakukan dan sedang berjalan.
Tidak kalah, Ustadz Dr. Yasin Kusumo Pronggodigdo, M. Hi, perwakilan dari Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) Dau, juga membalas pantun yang tidak kalah menarik, pantun yang berpesan pada Dakwah Berkemajuan untuk Ukhuwah. Dalam sambutannya, beliau menyampaikan berbagai macam potensi kader Muhammadiyah yang ada di lingkungan Muhammadiyah Dau, khususnya dalam bidang ekonomi dan bisnis. Diujung sambutannya, beliau menyampaikan Pengajian Rutin Bulanan selanjutnya akan berlokasi di wilayah Pimpinan Ranting (PR) Dermo.
Perwakilan dari Pemerintah Desa Tegalweru, bapak Asmuni dalam sambutannya menyampaikan pesan, mudah-mudahan, kegiatan semacam Pengajian Rutin Bulanan yang diselenggarakan oleh Muhammadiyah dapat menambah keharmonisan dalam bermasyarakat, sehingga terwujud masyarakat yang harmoni khususnya di wilayah Pemerintahan Desa Tegalweru.
Meneladani Nabi dan Sahabatnya
Hadir sebagai pembicara, KH. Dr. Nurbani Yusuf, M. Si, pengasuh Komunitas Panjang Mahsyar, Kota Wisata Batu, mengawali pengajiannya dengan menukil cerita nabi Yusuf AS, yang dapat membius sakitnya jemari wanita terpotong pisau akibat terlena dengan ketampanannya, disambut dengan gela tawa jama'ah. Tak sampai di situ, beliau juga bercerita tentang kemesraan nabi Muhammad SAW dengan isterinya. "Kira-kira ibu Aisyiyah, mau atau wegah minum air dari bekas suaminya?, diombe bekas e atau dibanting gelasnya? ", tanya beliau. Jadi menciptakan kemesraan itu mudah dan gampang, sudah ada contohnya. Hanya saja, kita mau atau tidak, tandasnya.
Selanjutnya, beliau bercerita tentang salah satu sahabat yang dijamin masuk syurga tanpa hisab, Abdurrahman bin Auf, ra. Sahabat yang tidak pernah habis hartanya karena suka dan gemar berbagi kepada yang lain. Cerita yang fenomenal tentang kurma busuk pun tak absen disampaikan beliau. Sampai ada kekhawatiran, terlambat masuk syurga gara-gara tidak selesai-selesai hisab hartanya, karena saking banyaknya. Hingga isterinya berdoa agar menjadi orang miskin. "Hallo, ibu-ibu semua, kira-kira panjenengan berdo'a itu minta miskin atau berdo'a minta kaya?", tanya kiyai Nurbani, sapaan akrabnya.
Terakhir, beliau mengingatkan kepada jama'ah, agar dalam berdakwah itu tidak saling mencela, menyalahkan bahkan menyesatkan dan mengkafirkan. Dakwah itu mengajak untuk bersama-sama berbuat baik, bukan membuat gaduh dan kerusuhan. Perbedaan itu membawa rahmat, bukan dijadikan petaka dan media adu domba. Perbedaan itu adalah keniscayaan dan keharmonisan. Cerita tentang pak AR Fachruddin, yang jadi imam shalat terawih di masjid Nahdliyin, menjadi cerita pungkas dalam mauidhah hasanah kali ini.
Doorprize, Pasar Bahagia dan Pengobatan Gratis
Bapak Abdul Manan, sesepuh Muhammadiyah, mendapatkan doorprize, karena membubuhkan presensi diurutan pertama. Begitu juga mbak Elsa, dari Panti Asuhan Riverside, perwakilan dari jamaah perempuan. Pembagian Doorprize ini atas kerjasama dengan Doktor Springbed.
Tidak hanya menuntut ilmu, giat Muhammadiyah Cabang Dau ini, juga diramaikan Pasar Bahagia yang dimotori oleh ibu-ibu Aisyiyah, yang menyuguhkan berbagai macam produk UMKM. Mulai dari hasil kerajinan tangan, makanan ringan hasil olahan rumahan dan berbagai macam minuman tradisional.
Sambil menunggu antrian berbelanja di Pasar Bahagia, jamaah pengajian dapat melakukan pemeriksaan-tes kesehatan dan pengobatan gratis yang bekerjasama dengan RSU UMM. "Alhamdulillah, matursuwun, sudah memberikan pelayanan kesehatan gratis, saya bisa ngecek kesehatan saya", papar salah satu jamaah pengajian yang tidak mau disebut namanya (*) Lutfi Letvana
Komentar
Posting Komentar