Langsung ke konten utama

Dakwah kok di Pantai?




Lumrahnya, pengajian ataupun kegiatan keagamaan diselenggarakan di masjid-mushalla atau di tempat-tempat yang identik dengan aktifitas keagamaan itu sendiri. Tetapi, kali ini berbeda, apa yang dilakukan oleh Persyarikatan Muhammadiyah, sungguh di luar kebiasaan masyarakat Islam pada umumnya. 

Bagaimana tidak, Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Kabupaten Malang, menghelat Pengajian Rutin yang dipadu dengan tradisi khas Nusantara, yaitu Halal Bihalal di pantai Ngliyep. Salah satu pantai menakjubkan yang dimiliki oleh Kabupaten Malang. 

Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) Donomulyo, sebagai tuan rumah dalam pengajian tersebut, dengan luarbiasa menjamu para hadirin yang datang dari berbagai penjuru wilayah, mulai dari kawasan Malang utara, sisi timur, bahkan dari belahan Malang sebelah barat. Mereka datang dengan suka cita dan bergembira dalam ber-Muhammadiyah. 

Ahad, 05 Mei 2024 menjadi hari yang sangat berkesan bagi jamaah pengajian kali ini. Tidak hanya bagi anak-anak, bapak ibunya, tua ataupun muda, mereka pun ikut bergembira. Sebab, panitia menyediakan ribuan tiket gratis untuk berwisata bagi keluarga sang Surya. 

Dr. MN. Humaidi, M. Ag dalam sambutannya, menerangkan istilah yang asing bagi orang-orang Arab, yaitu Halal Bihalal. Sebuah tradisi baik yang berkembang dan menjadi sesuatu yang tidak boleh alpha pasca bulan Ramadhan di Indonesia. Beliau juga bercerita tentang cikal-bakal hadirnya Muhammadiyah di Malang, sekaligus perkembangnya hingga saat ini. "Bahkan, orang Malang harus mengimpor pak Thohir Luth dari Flores", kelakarnya. 



Hadirnya Prof. Dr. Thohir Luth, MA, menambah khidmadnya jama'ah pengajian di sela-sela desir ombak dan semilirnya angin pantai. Beliau berpesan di akhir tausiahnya, agar jama'ah dan kader Muhammadiyah untuk terus berbuat kebaikan, sekecil apapun itu, dan dimanapun mereka berada. Karena hakekat dakwah Muhammadiyah adalah mengajak dan bersama-sama untuk melakukan kebaikan. 

Tentunya, berdakwah menyeru pada perbuatan baik dan mencegah kemungkaran harus dilakukan dengan cara yang baik pula. Dan, tidak mesti dilaksanakan di mimbar masjid-mushalla ataupun tempat-tempat yang bernafaskan Islam. Berdakwah di pantai pun bisa. Bukankah begitu? (*) Lutfi Letvana. 


Komentar

  1. Masya Alloh kami sebagai panitia sangat bahagia bisa mengadakan pengajian ini

    BalasHapus

Posting Komentar